"Senin, Senin," ujar kuasa hukum Milana, Hotma Sitompoel, saat dikonfirmasi wartawan, Minggu (16/1/2011).

Sebelumnya, beredar kabar pada hari ini akan ada pemeriksaan atas Milana. Namun, hal itu ditampik oleh Hotma. "Tidak ada, ini hari libur yang benar saja. Hormati hari Minggu, kasihanilah," ucapnya.

Menurut Kabid Penum Mabes Polri Kombes Boy Rafli Amar, dirinya mendapatkan informasi Milana dimintai keterangan polisi pada Sabtu kemarin. Namun, yang bersangkutan berhalangan hadir dengan alasan sakit, sehingga pemeriksaan pun diundur.

"Tapi kita belum tahu kepastiannya (pemeriksaan) kapan. Mungin Senin, Tapi tentunya minggu-minggu ini diperiksa, pemeriksaan tambahan terkait paspor dan ada hal-hal yang harus dikonfirmasi ke istrinya Gayus," tuturnya.

Ketika ditanya soal pengusaha berinisial HS yang diduga membantu Gayus selama di penjara, Boy menyatakan masih belum tahu. Dia mengaku belum mendengar ada penyebutan nama, baik HS atau siapaun dari penyidik.

"Tapi andaikan dari penyidik ada nama-nama itu, tentu nanti akan berkembang pemeriksaannya. Karena keterangan Gayus sendiri ada kalanya berubah-ubah," sambung Boy.

Ditambahkannya, Kementerian Keuangan telah memberikan 151 dokumen wajib pajak yang ditangani Gayus kepada Mabes Polri. Polisi masih akan memastikan lagi, berapa wajib pajak yang ditangani Gayus. Hal ini dikarenakan menurut pengakuan Gayus, hanya 44 perusahaan yang ditanganinya.

"Kalau Gayus kan pengakuannya 44 (perusahaan) saja, apakah yang lain diurus, akan dicocokkan lagi. Prinsipnya apa yang dijelaskan Gayus di persidangan akan dicari alat bukti yang menguatkannya," sambung Boy.

Dari 151 perusahaan itu, mana yang diprioritaskan? "Nanti akan dilihat dulu, kita kasih kesempatan dulu sama penyidik lah," ucapnya.

Soal JA, WNA yang disebut-sebut aktor intelektual pembuatan paspor palsu Gayus, Boy masih enggan membeberkan. "Besok kita sampaikan," janjinya.

Menurutnya, kepolisian juga belum mengetahui ke mana JA kabur. Sebelumnya, Mabes Polri telah menetapkan Gayus dan calo bernama Ari sebagai tersangka pemalsuan paspor. Gayus disebut-sebut merogoh kocek USD 100 ribu untuk mendapatkan paspor tersebut, namun Hotma menyebut ongkosnya di bawah Rp 200 juta.